SEJARAH AWAL MULA PENGGUNAAN SEDOTAN DI DUNIA HINGGA SEDOTAN BAMBU

Sejarah Awal Mula Penggunaan Sedotan Di Dunia Hingga Sedotan Bambu

Sejarah Awal MulaPenggunaan Sedotan Di Dunia Hingga Sedotan Bambu. Penggunaan sedotan bambu akhir-akhir ini mulai menarik perhatian. Sehingga sudah tidak asing lagi kita akan menemukan seseorang yang menggunakan sedotan bambu di area publik. Sebab mereka mulai sadar dengan gerakan peduli lingkungan melalui pengurangan sampah plastik. Sedotan bambu memang dipilih sebagai pengganti sedotan plastik yang biasa kita pakai sehari-hari. Sedotan bambu dinilai lebih ekonomis dan juga sangat mudah kita temukan karena bahannya tersedia di alam.

Selain sedotan bambu, ada juga sedotan stainless yang digunakan sebagai pengganti sedotan plastik. Masing-masing bisa memilih menurut seleranya apakah ingin menggunakan sedotan bambu atau stainless. Sebab hal lebih penting adalah kita mulai bergeser dan mencari produk subtitusi dari sedotan plastik tadi. Harga sedotan bambu juga sangat murah dan praktis untuk membawanya. Sehingga sedotan bambu lebih banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia saat ini sebagai souvenir ataupun kenang-kenangan.
Mungkin belum banyak yang tahu bagaimana awal mula atau sejarah sedotan bambu pertama kali digunakan. Sedotan pertama kali dibuat justru dari bahan emas. Sedotan emas ini bisa dibilang sebagai alat makan yang paling tua yang ada di dunia. Sedotan pertama kalinya diciptakan sekitar 5000 tahun yang lalu. Hal ini didasarkan pada pemuan artefak sedotan yang terbuat dari emas dan bertabur batu mulia lazuli. Disinyalir, sedotan ini pertama kalinya dibuat oleh orang Sumeria ribuan tahun lalu sebelum Masehi sekitar 3000 tahun SM.

Ada juga sumber yang mengatakan, bisa jadi lebih awal dari tahun tersebut, 5000 SM (Sebelum Masehi), sedotan sudah ada. Sedotan pada saat itu dibuat dari kayu yang berongga alami. Fungsinya saat itu untuk meminum bir, agar endapan di bawahnya tidak ikut terminum. Sedangkan di Argentina, sedotan juga sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan disebut dengan bombilla. Sedotan ini dibuat dari logam dan yang digunakan untuk minum teh dan juga sebagai saringan saat minum teh.

REVOLUSI INDUSTRI TAHUN 1800 MEMBUAT SEDOTAN MULAI FAMILIAR
Pada era revolusi industri tahun 1800an, banyak orang mulai minum menggunakan sedotan. Istilahnya sedotan sudah mulai booming digunakan sebagai alat minum. Sedotan dibuat dari tangkai rumput atau tanaman gandum untuk minum. Hanya saja seperti kita ketahui, tangkai gandum cukup rapuh sehingga banyak dari residu jerami tersebut meninggalkan sisa pada minuman. Sehingga akhirnya secara perlahan mulai ditinggalkan oleh orang- orang.

Penemuan demi penemuan terus dilakukan oleh orang-orang pada saat itu. Fungsinya agar mempermudah manusia dalam melakukan sesuatu. Termasuk juga menggunakan sedotan untuk memudahkan ketika minum. Akan tetapi, karena sifat jerami yang rapuh, membuat Stone menemukan sedotan dari kertas. Yakni pada tahun 1888 sedotan dari kerta berhasil ditemukan oleh Marvin C. Stone. Dari sinilah cikal bakal sedotan modern yang pertama kalinya mulai diproduksi.

SEDOTAN KERTAS MENDOMINASI PASAR TAHUN 1960-AN
Marvin C. Stone adalah penemu sedotan kertas pertama kali. Pada tahun 1888 Stone mematenkan sedotan kertas. Sehingga sedotan kertas inilah yang kemudian banyak digunakan pada masanya sebagai pengganti sedotan jerami gandum. Cara pembuatannya adalah Stone melilitkan kertas di sekitar pensil. Tujuannya agar terbentuk sebuah tabung tipis kemudian dia menempelkan lem di sekitarnya. Dari situ, bagian luar kertas dilapisi dengan lilin agar lem tidak larut ke dalam lingkungan. Sehingga tidak akan merubah rasa dan kandungan yang ada pada minuman.

Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan, hingga 40 tahun setelahnya penemuan baru dalam dunia sedotan ini berhasil ditemukan. Joseph B. Friedman adalah orang yang kemudian membuat sedotan yang bisa ditekuk. Hal ini untuk memudahkan seseorang minum ke dalam gelas. Hingga kemudian 1937 sedotan yang bisa ditekuk dari kertas inilah kemudian dipatenkan. Sedotan kertas ini terus menguasai dan merajai pasaran hingga tahun 1960-an.

SEDOTAN PLASTIK MENJADI TEMUAN BERIKUTNYA TAHUN 1970-AN
Hingga tahun 1960-an sedotan dari kayu yang bisa ditekuk tadi terus menguasai pasaran. Sehingga produk ini sangat kuat posisinya dan digandrungi masyarakat. Akan tetapi, pada tahun 1970 berhasil ditemukan sebuah bahan pengganti kertas yakni plastik. Muncullah sedotan plastik yang cenderung lebih maju dan lebih keren untuk digunakan. Tentu saja pada saat itu, pemikiran orang adalah dari nilai ekonomis plastik yang bisa awet dalam jangka panjang.

Pada pertengahan 1970-an, ternyata penemuan sedotan plastik ini menjadi sesuatu yang dielukan dan sebagai inovasi baru. Sedotan plastik lah yang banyak digemari di pasaran sebagai pengganti sedotan kertas. Sedotan plastik juga diproduksi secara massal, sehingga bisa jadi produk ini jauh lebih murah dibandingkan dengan penemuan sebelumnya. Sedotan plastik terus diminati hingga 40an tahun berikutnya hingga sekitar tahun 2017. Setelahnya, orang-orang mulai berfikir tentang sisi lain dari sedotan plastik yang ternyata agak berbahaya.
Sedotan plastik masih terus digunakan hingga medio tahun 2017. Pada tahun tersebut banyak orang mulai melihat dampak negatif dari sedotan plastik. Sedotan plastik sebagai penyumbangan sampah plastik yang cukup besar di bumi ini. Sehingga keberadaannya cukup mengganggu lingkungan karena tidak bisa diurai oleh tanah. Sedotan plastik mulai ditinggalkan dan akhirnya dicarilah alternatif sedotan ramah lingkungan dari bambu.

Sedotan bambu sebagai produk yang ramah lingkungan ini pertama kalinya diproduksi oleh perusahaan Brush With Bamboo. Dimana perusahaan yang ada di India ini membuat sedotan dari bambu yang bisa bertahan lama. Akan tetapi harga sedotan bambu waktu itu masih cenderung agak mahal. Akan tetapi jika dilihat dari lamanya produk tersebut bisa digunakan, maka sedotan bambu ini cenderung sangat murah.
Sedotan bambu yang ada di Indonesia ini agak susah menelisik tahun berapa dan siapa pertama kali pencetusnya. Menurut beberapa informasi yang ada di internet, pada tahun 2014, di Bali sudah ada salah satu produsen sedotan bambu yang memulai bisnisnya. Sehingga sudah sekitar lima tahun lalu dan bisa jadi lebih, sedotan bambu di Indonesia mulai tersedia. Yumna, adalah seseorang yang waktu itu memberanikan diri untuk memproduksi sedotan bambu. Dia mengekspor ke Australia, Eropa dan lainnya, sebab pasar Luar Negeri jauh lebih siap dan menerima produknya.

Kesadaran seseorang untuk mengganti produk sedotan plastik menjadi sedotan bambu saat ini sudah lebih baik. Sudah banyak kampanye sadar lingkungan yang mengajak untuk mengurangi sampah yang ada di bumi. Sedotan bambu menjadi salah satu solusi produk ramah lingkungan yang tahan lama. Sedotan bambu yang kualitasnya bagus, akan bertahan hingga dua tahun atau lebih. Kalangan personal aktifis lingkungan dan bahkan komunitas sudah banyak yang mulai memilih sedotan bambu ini.
Sebagai bagian dari aksi ikut menjaga lingkungan, ada baiknya kesadaran mulai tumbuh untuk memilih sedotan bambu. Sedotan bambu merupakan produk ramah lingkungan yang bisa diurai oleh tanah. Selain itu, sedotan bambu juga memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Yakni tidak akan merusak zat dan kandungan yang ada dalam minuman. Sebab tidak terbuat dari bahan kimia yang rentan terhadap panas. Individu, komunitas bahkan pemilik hotel dan resto atau cafe alangkah baiknya jika mulai dengan gerakan ini. 

Gerakan untuk mengganti sedotan plastik yang bisa memberi nilai lebih terhadap lingkungan. Sedotan bambu ini juga sangat sejalan dengan konsep minimalis yang mana kita bisa berhemat biaya selama bertahun-tahun. Untuk sebuah industri, tentu hal ini akan memberikan dampak ekonomis lebih besar. Yakni bisa menghemat pembelian sedotan sekali pakai. Sedotan bambu dapat dipakai berkali-kali dan dicuci ulang. Haimuna bamboo bisa menjadi pilihan vendor penyedia sedotan bambu berkualitas. Jangan lupa hubungi 082370807979 untuk pemesanan sedotan bambu berkualitas bagus dan harga bersaing. Kunjungi juga @haimunabamboo dan haimunabamboo.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.